Kamis, 10 Februari 2011

AYO MAKMURKAN MASJID!!!

Oleh: H. Zenal Satiawan, Lc
Alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir
Dosen Bahasa Arab & Studi Islam di Ma’had Sa’id bin Zaid, Batam


Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At-Taubah: 18) 

Masjid dan umat Islam adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Salah satu dari indikasi maju mundurnya umat Islam, tergantung kedekatannya dengan Masjid. Di era globalisasi ini, tidak banyak orang yang memberikan perhatian pada Masjid dalam hal memakmurkannya. Padahal Rasulullah SAW memberikan kabar gembira pada orang-orang yang mencintai  Masjid, "Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat kelak ... salahsatunya adalah orang yang hatinya terpaut ke Masjid" (HR. Bukhari). Dari dulu hingga saat ini, banyak orang yang berhasil menemukan hakekat kehidupan dalam pembinaan di Masjid, Hidupnya pun tercerahkan, karena Masjid adalah pusat rahmat Allah SWT. Ketenangan hidup yang dicari setiap manusiapun ada di tempat ini, Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah Allah, kemudian dibacakan ayat Allah dan dipelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, dinaungi rahmat dan Malaikat, Allah pun menyebut-nyebut mereka di sisinya" (HR. Bukhari)

Dalam Al-Quran, Kata masjid disebutkan sebanyak dua puluh delapan kali. Dari  segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-yasjudu-sujuudan yang  berarti  patuh,  taat,  serta  tunduk dengan penuh hormat. Meletakkan  dahi,  kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat,  yang merupakan  bentuk  lahiriyah paling  nyata  dari makna-makna yang lain. itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan  untuk  melaksanakan  shalat dinamakan masjid, yang artinya "tempat bersujud." Dalam pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim.
Tetapi,  karena  akar  katanya  mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat melakukan segala  aktivitas  yang  mengandung  kepatuhan  kepada Allah semata. Allah Swt. Berfirman, ”Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, karena itu janganlah menyembah selain Allah dengan sesuatu pun” (QS.  Al-Jin: 18). Rasulullah Saw. bersabda,  ”Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebagai Baitullah (rumah Allah), Masjid adalah tempat turunnya rahmat Allah SWT. Oleh sebab itu, masjid dalam pandangan Islam adalah tempat yang paling mulia di permukaan bumi. Di masjid, umat Islam menemukan ketenangan hidup dan kesucian jiwa, karena disana terdapat majelis dan forum-forum tadzkirah. Masjid bagi umat Islam adalah institusi yang paling penting untuk membina masyarakat. Di Masjidlah rasa kesatuan dan persatuan ditumbuhkan, Di masjid semua strata masyarakat bertemu dalam derajat yang sama, karena Allah SWT tidak memandang strata masyarakat di dunia, melainkan hanya dari ketakwaannya. Hal ini yang menyebabkan jauhnya perpecahan dari umat ini. karena di tempat ini, kita tidak boleh melakukan hal-hal yang merusak ukhuwah Islamiyah.
              
Pada zaman Rasulullah Saw, Masjid bukan hanya sekedar untuk melaksanakan ibadah shalat dan dzikir saja, tetapi lebih dari itu, Masjid berfungsi sebagai madrasah bagi ummat Islam, tempat konsultasi (masalah ekonomi-sosial budaya), santunan sosial, pengobatan korban perang, balai pertemuan, Dengan kata lain, masjid adalah tempat ibadah  dan  pendidikan dalam  pengertiannya  yang  luas.
              
Hal ini sangat berbeda bila kita bandingkan tentang peranan masjid di zaman sekarang , sangat ironis, bahkan shaf yang hanya satu atau dua, kadang tidak penuh jamak kita temui di penjuru kota maupun desa kita. Ini menjadi pemandangan yang sangat biasa saat kehidupan duniawi memperdayakan dan menyita perhatian kita dari kehidupan abadi (Akhirat). Padahal Masjid melepas jiwa dari ikatan-ikatan duniawi, nafsu pendapatan dan jabatan, rintangan arogansi dan egoisme, mabuk syahwat dan nafsu. Kemudian jiwa-jiwa tersebut bertemu dalam halaman penghambaan yang sesungguhnya kepada Allah Swt. Oleh karena itu, Ayo kita makmurkan Masjid. Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar