Selasa, 08 Februari 2011

ALLAH BERSAMA KITA (Part 2)

Oleh : H. Bakhtiar Muhammad Rum Lc
Direktur - Syariah consulting center Kepri


Masih terhubung dengan tulisan sebelumnya, bahwa Allah akan senantiasa bersama dengan mereka dan kita semua, yaitu : Bersama penentang kezhaliman, orang yang berjihad, dan bersama seluruh manusia.

BERSAMA ORANG YANG MENENTANG KEZALIMAN.

Kezaliman merupakan perbuatan yang sangat tercela, dalam perjalanan sejarah, orang-orang zalim selalu bisa ditumbangkan. Allah Swt yang Maha Adil tentu sangat senang dengan para pejuang penegak keadilan dan penentang kezaliman. Allah Swt selalu bersama mereka, Dia memberikan pembelaan atau pertolongan, karenanya mereka tidak usah takut, khawatir dan berkecil hati akan kemungkinan bisa mengalahkan orang-orang yang zalim, sekuat apapun mereka dan sebesar apapun pengaruhnya di masyarakat.

Satu hal yang harus kita ingat bahwa pertolongan dan pembelaan dari Allah Swt seringkali baru diberikan kepada penentang kezaliman pada saat mereka sudah mencapai puncak kesulitan. Hal ini terjadi pada sang penentang kezaliman, yakni Musa dan Harun serta umatnya dalam menghadapi kezaliman Fir'aun laknatullah, saat itu kondisinya sudah sangat sulit, kedepan laut dan kebelakang Fir'aun bersama pasukannya, maju kena mundur kena. Saat itulah, Allah Swt menunjukkan pertolongan-Nya kepada hamba-hamba yang mau berjuang sebagaimana terdapat dalam firman-Nya: Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya (QS 26:61-65).

BERSAMA ORANG YANG BERJIHAD.

Setiap kita mengakui Allah Swt sebagai Tuhan kita dengan segala  kekuasaan-Nya dan Islam sebagai agama yang benar. Maka konsekuensi dari pengakuan itu, ajaran Islam bukan sekadar harus diamalkan secara pribadi, tapi harus ditegakkan dalam kehidupan masyarakat, atau dengan kata lain setiap muslim harus berjihad di jalan Allah bagi upaya menegakkan nilai-nilai Islam, bahkan meskipun jihad secara fisik, yakni berperang. Ini merupakan sesuatu yang sangat mulia, sehingga seandainya seorang muslim meninggal dunia di medan perang, maka kematiannya disebut dengan syahid yang secara harfiyah berarti saksi, hal ini karena kematiannya menjadi saksi atas kebenaran nilai-nilai yang diperjuangkannya.

Setiap muslim yang berjihad tidak boleh merasa takut dalam menghadapi musuh, hal ini karena Allah Swt telah menyatakan kebersamaan-Nya kepada setiap pejuang di jalan-Nya sehingga Ia akan memberikan pertolongan, itulah yang terjadi pada perang Badar sehingga yang terjadi justeru muncul rasa takut dikalangan orang-orang kafir, Allah Swt berfirman yang artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka (QS 8:12).

Ayat di atas merupakan pendorong kepada kaum muslimin untuk terus berjuang di jalan Allah Swt, karena dengan keterlibatan secara aktif dalam perjuangan itu membuat seorang memperoleh nilai manfaat darinya, paling tidak ia telah membuktikan kesungguhannya dalam beriman. Dengan demikian, dalam berjuang, seorang muslim tidak boleh didominasi oleh  rasa takut, bahkan seandainya resiko perjuangan menimpa dirinya, ia tidak boleh menyesali jalan perjuangan atau berduka cita.

BERSAMA SELURUH MANUSIA.

Manusia diciptakan Allah Swt bukan untuk main-main, tapi untuk mengabdi kepada-Nya. seluruh sikap dan tingkah laku manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt di akhirat kelak. Untuk itulah, Allah Swt akan selalu menyertai manusia, sehingga tidak ada satupun perkara termasuk pembicaraan yang bisa disembunyikan manusia, apalagi sampai luput dari pengawasan Allah Swt, hal ini ditegaskan Allah Swt di dalam Al-Qur'an: Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi?. Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau yang lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui  segala sesuatu (QS 58:7).

Manusi bisa lari dari manusia, tapi tak akan pernah bisa sedikitpun lari dan bersembunyi dari pengawasan Allah swt. Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar